Wednesday, January 28, 2009

Sebagian Gerhana Matahari Sebagian Dari Bukittinggi

Saya nyaris gagal mengamati gerhana Matahari awal tahun ini. Pasalnya hingga pagi hari 26 Januari 2009, awan tebal bergerombol di langit Bukittinggi. Menjelang siang, Matahari mulai menampakkan wajah dari sela-sela awan.

Kemunculan Matahari membuka kesempatan menguji peralatan pemotretan yang telah saya siapkan sebelumnya: kamera digital dan filter dari dua lapis piringan magnetik disket.

Pukul 13.00, cuaca berubah tak bersahabat. Awan kembali berarak menutupi seluruh langit. Matahari tidak nampak. Saya terpaksa mengurungkan niat untuk berangkat ke sebuah bukit yang berjarak 2 kilometer dari rumah.

Menurut rencana semula, saya akan memotret dari lokasi ini. Bukit tersebut berketinggian 40-50 meter, memiliki pemandangan lepas ke arah barat. Jika perhitungan saya tidak meleset, Jam Gadang sejarak 1 kilometer akan berada kira-kira 75 derajat ke arah barat jika diukur dari utara. Dengan posisi ini, Jam Gadang akan persis berada di bawah Matahari saat gerhana mulai terjadi. Kamera digital dengan perbesaran 10 kali bisa mengambil rangkaian gambar yang kemudian disusun menjadi mozaik. Lagi pula, pada jarak 1 kilometer, Jam Gadang membentang hingga 1 derajat busur atau kira-kira dua kali diameter Matahari.

Semua rencana gagal karena cuaca. Saya memilih menunggu di rumah saja.



Pukul 15.00, Matahari mulai muncul dari balik awan. Saya masih sempat menguji kamera dan filter untuk pemotretan sebelum gerhana terjadi. Beberapa foto yang saya ambil menghasilkan gambar yang tidak fokus. Awan tipis di sekitar Matahari mengganggu mekanisme pencarian fokus otomatis membuat kamera bekerja tidak bekerja optimal.

Akhirnya saya mencoba sebuah trik. Sayamengarahkan kamera ke objek jauh sambil memencet setengah shutter. Segera setelah itu, kamera saya arahkan ke Matahari dan satu pencetan penuh saya lakukan. Berhasil!

Pukul 15.30, Bulan kembali menutupi Matahari. Lima menit kemudian, saya bisa merekam wajah Matahari. Saya memotret setiap interval 5 menit. Pukul 15.50, awan lewat di depan Matahari, seakan tak mau kalah dengan Bulan. Bah! Setelah 15 menit menunggu, awan tak kunjung beranjak dari depan Sang Surya. Saya pun memutuskan berhenti melakukan pengamatan.

Namun selang sepuluh menit gerhana, saya sempat memotret tiga bingkai foto. Gambar di bawah adalah hasil pemotretan sebagian gerhana Matahari sebagian dari kota Bukittinggi. Bisa terlihat bagaimana piringan Bulan mulai menggerogoti pinggiran Matahari dari sisi kiri bawah. "Aura" di sekeliling Matahari adalah pendaran cahaya akibat kehadiran awan tipis.


Berikut adalah purnama yang saya ambil pada malam sebelum gerhana Matahari.

2 comments:

edwards said...

Nice ...
Ah, awak mesti beli kamera sendiri pula ini <_<

Unknown said...

Terima Kasih atas Infonya Kang... Salam Persahabatan dari saya, apabila akang minat saya ada Ring Cincin Batu Akik dan Emban Cincin Anak anak yang harganya murah dan Emban Cincin Wanita barang berkualitas dan Emban Titanium model terbaru, ada juga Emban Perak kami menyediakan banyak kang..., dan ada Emban Cincin Germanium , Emban Cincin Akik dan Ring Cincin Batu Akik semua harga grosir kang.., barang berkualitas dan harganya lebih murah.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More