Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Saturday, November 4, 2006

BVR Bulan

Kali ini sesi imaging bersama dengan kawan-kawan dari Observatorium Langkawi dan Planetarium KL. Objek yang kami amati pada 2 November 2006 adalah bulan dengan instrumen: Celestron C11 11", CCD ST-9, filter BVRI.

Tentu saja dengan diameter 11" dan batas eksposur minimal CCD selama 0.12 sekon membuat bulan terekam saturasi! Untuk mengantisipasinya bukaan lensa dikurangi dengan menutupi bagian depan tabung teleskop dengan selembar kertas.

Pengambilan citra frame pada masing-masing filter dilakukan secara bergantian oleh kawan-kawan dari negeri jiran. Setelah pengamatan dilakukan simulasi pengolahan citra.Hari ini saya berkesempatan melakukan pengolahan citra bulan dalam filter BVR. Pita BVR saya jadikan seolah-olah pita RGB.

peta langit 2 Nov. 22.40 WIB

Proses yang saya lakukan adalah:

|1| Aligning
|2| Drizzle
|3| RGB Combining
|4| Cropping
|5| White Balance Adjustment
|6| Framing
|7| Resample

kondisi bulan

Hasilnya? lumayan lah, untuk seorang newbie dalam menggunakan C11 :)). C11 pada kesempatan ini saya simpulkan cukup baik dari segi tracking. Kualitas optik cukup baik untuk pencitraan bulan, entah untuk pencitraan sumber titik.


hasil

Metode drizzle dilakukan karena jumlah piksel CCD ST-9 yang tidak besar, yaitu 512X512 (1/4 Megapiksel).

Thursday, November 2, 2006

Bulan lagi, bulan lagi..

Ngamat lagi, setelah lebaran :). Ini adalah fase lanjutan dari hilal 1 Syawal yang menjadi kontroversi di Indonesia. Pemotretan dilakuakn pada sesi kunjungan ke teleskop Unitron (102mm, panjang titik api 1500mm). Menggunakan kamera Nikon D70 pada ISO 400. Olahan murni menggunakan Photoshop, tanpa perangkat lunak pengolah citra astronomi.



Mohon maaf lahir dan bathin..

Tuesday, October 3, 2006

Memotret Lagi

Setelah sekian lama tidak menghirup udara malam demi sebuah sesi pemotretan, akhirnya pada malam selasa minggu pertama Oktober saya kembali mengamat. Peralatan yang digunakan adalah standar pemotretan seperti sebelumnya. Di badan teleskop Celestron Nexstar GPS 8" tercangkok kamera Nikon D70.

Tetapi ada satu yang beda kali ini. Pengamatan yang dilakukan secara remote. Setelah dilakukan pointing (pengarahan ke bintang) telekop dibiarkan untuk tracking (menjejaki) bintang secara otomatis. Sementara itu kamera yang menempel di badan teleskop dihubungkan ke komputer dengan menggunakan kabel USB.

Remote imaging ini terjadi berkat adanya perangkat lunak ImagesPlus yang telah terinstal di komputer. Dengan perangkat lunak ini proses melepas shutter dilakukan secara otomatis dari jarak jauh. Hasilnya lumayan, selain gambar yang bebas getar, pemotret tentu tidak perlu berdingin-dingin sepanjang malam.

Data yang diperoleh langsung diproses sebagai bahan evaluasi untuk pemotretan berikutnya. Beberapa data untuk kepentingan evaluasi saya tampilkan sbb:

M15


Nebula Orion belum direduksi

Nebula Orion belum direduksi tapi sudah mampir di Photoshop :))

Tuesday, September 5, 2006

Gerhana Bulan Sebagian, 7 September 2006

Pada 7 September ini para pecinta langit akan kembali disuguhi fenomena gerhana Bulan sebagian. Gerhana Bulan sebagian kali ini akan teramati di seluruh wilayah Indonesia.

Bulan memasuki penumbra pada pukul 23.42 WIB. Perubahan kecerlangan Bulan baru teramati ketika piringan Bulan tertutupi 70 persen penumbra. Peristiwa tertutupnya 70 persen permukaan Bulan oleh penumbra dimulai pada pukul 00.45 WIB.

Pada pukul 01.05 WIB Bulan mulai memasuki penumbra. Ini adalah bagian yang paling menarik untuk diamati. Pada saat ini kita akan melihat piringan Bulan tertutupi oleh bayangan yang lebih gelap. Kita tidak akan mendapatkan batas yang tegas antara daerah penumbra dengan daerah umbra. Hal ini disebabkan oleh keberadaaan atmosfer bumi yang merefraksikan cahaya matahari.

Bulan akan tertutupi umbra selama 1 jam 33 menit. Selanjutnya Bulan akan lepas dari penumbra pada pukul 04.00 WIB.

Bulan merupakan benda langit yang tidak menghasilkan cahayanya sendiri. Sinar Bulan disebabkan oleh pemantulan cahaya matahari oleh permukaan Bulan. Ketika gerhana Bulan, cahaya matahari yang menuju ke Bulan dihalangi oleh bumi, akibatnya Bulan yang seharusnya berada dalam keadaan purnama tiba-tiba menjadi gelap.



Peristiwa gerhana Bulan tidak terjadi setiap Bulan dikarenakan bidang orbit Bulan mengalami inklinasi sebesar 5 derajat. Akibatnya Bulan acap kali melenceng menghindar dari bayangan bumi. Perhitungan geometri gerhana menyimpulkan posisi relatif Matahari-Bumi-Bulan pada saat gerhana akan berulang setiap 18 tahun. Siklus ini dinamakan siklus Saros.

Ada beberapa hal yang dapat kita amati ketika peristiwa gerhana Bulan terjadi. Dengan mata telanjang kita dapat menyaksikan permukaan Bulan menjadi kemerahan. Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya refraksi cahaya matahari oleh atmosfer bumi.

Jika kita memiliki teleskop maka kita dapat mengamati terjadinya okultasi bintang oleh piringan Bulan. Tentu saja peristiwa okultasi bintang sulit diamati jika Bulan dalam keadaan purnama. Bintang 81 Aquarii akan mengalami okultasi oleh Bulan selama peristiwa gerhana Bulan. Sayangnya peristiwa okultasi ini terjadi ketika Bulan ditutupi oleh penumbra, sehingga cahaya Bulan masih terlalu terang.

Wednesday, June 14, 2006

Damn Pencuri

Dua bulan yang lalu saya kecurian. Waktu itu sepulang kuliah Fisika Bintang saya langsung balik ke kost-kost-an, mau istirahat rencananya, maklum malam sebelumnya saya mengamat di Observatorium Bosscha. Saya mendapati pintu kamar kost-kost-an saya terbuka, dan, mana CPU? Saya tidak percaya dengan penglihatan sendiri: tak ada CPU! Monitor, mouse, keyboard, speaker, printer, dan dokumen-dokumen penting masih ada ditempatnya, tidak ikut dijamah.


Hah! mengesalkan sekali! Selain kehilangan hardware saya juga kehilangan banyak file penting yang tersimpan di harddisk Seagate 80 Gigs. Citra-citra astronomi hasil pemotretan yang akan, sedang, dan telah diolah.. semua lenyap. Padahal kebanyakan citra-citra tersebut belum saya gandakan :(. Parahnya lagi, citra-citra itulah yang akan saya masukkan ke website astrofotografi.

Sekarang tersisa sedikit foto yang tersimpan di komputer Himastron, Labkom, Bosscha. Sebagian lagi sudah diupload ke fotografer.net.

Sekarang harus mulai dari awal lagi deh. Padahal kerjaan lagi numpuk begini!? Humm..

Damn pencuri!

Wednesday, May 17, 2006

Komet Schwassmann-Wachmann

Apa menariknya melihat sebuah komet?

Akhir pekan yang lalu saya mengalami pengalaman pertama mengamati komet. Komet yang saya amati adalah komet Schwassmann-Wachmann alias 73P fragmen C. Komet 73P diketahui pecah menjadi banyak fragmen pada tahun 1995. Hingga saat ini diketahui komet 73P telah pecah menjadi puluhan fragmen, bahkan pada bulan April lalu komet 73P fragmen B pecah menjadi banyak fragmen!

Ah, biasa saa mengamati komet, mungkin kaena komet ini tidak terlalu cerlang buat dideteksi oleh mata dengan bantuan teleskop. Komet ini tampak sebagai objek membentang berwarna putih, ekor komet sendiri tampak kabur seperti kabut tipis.

Untunglah manusia telah menemukan detektor fotografik berupa CCD sehingga memanfaatkan efek fotolistrik kita dapat mengkuantisasi foton-foton dari sebuah objek, thanks to Einstein yang telah menemukan efek fotolistrik.

Saya bersama pengamat lainnya behasil merekam komet 73P fragmen C dan B. dari hasil pemotretan inilah saya jadi tahu kalau komet itu memang indah, jika diamati dengan detektor fotografi. Ekor komet terlihat jelas, sementara inti komet terlihat begitu cemerlang. Wah, coba bayangkan bagaimana terangnya komet Halley yang sempat mampir pada tahun 1986?

ok, pekerjaan saya mudah-mudahan tidak berhenti disini, data koet ini bisa diolah, tidak hanya dinikmati. hmmh..

berikut foto komet tersebut:

fragmen b

fragmen c

Thursday, April 20, 2006

Prime Focus

Akhirnya artikel tentang prime focus astrofotografi kelar juga. ya versi dokumennya, ya versi htmlnya. Versi html sudah saya upload ke sini.

Artikel ini saya bikin tanpa bantuan mouse. Seminggu terakhir mouse di komputer saya bermasalah.. digoyang ke kanan dia malah keukeuh di tengah, digoyang ke kiri dia tetep aja di tengah..
diklik berkali-kali dia ga ngerespon.. dibanting?! jangan dulu.. kemungkinan yang rusak kabelnya, kalo mousenya sih masih baik-baik aja. Dalam minggu ini saya harus ke BEC buat beli kabel mouse. Kalo sampai g ada yang jual berarti saya harus meng-edit artikel tanpa mouse (lagi), sambil ngumpulin duti buat beli mouse :p.

Back to the topic. Prime focus astrofotografi adalah salah satu teknik fotografi yang paling tua yang dikenal astronom. Dengan teknik seperti ini kita bisa mengetahui bahwa Galaksi kita bukanlah satu-satunya galaksi di alam semesta. Prime focus juga membantu astronom menemukan Uranus, Neptunus, dan Pluto. Tentunya banyak lagi penemuan di bidang astronomi menggunakn teknik prime focus.

Prinsip teknik ini sangat sederhana, yaitu dengan meletakkan detektor (plat fotografi/ CCD) pada bidang fokus teleskop. Teleskop yang digunakan bisa jenis apa saja, reflektor atau refraktor. Namun teknik ini bukan tanpa cacat. Jika optik teleskop kurang bagus maka akan terlihat aberasi kromatis (pada refraktor) atau aberasi koma (pada reflektor). Kita juga harus menemukan detektor yang pas untuk pemotretan.

Detektor paling mutakhir yang digunakan, baik astronom profesional maupun
amatir, adalah CCD. Banyak vendor yang memproduksi CCD astronomi, mulai dari pemain lama semacam Kodak, hingga muka baru namun bermutu semacam SBIG. Bagi astronom amatir bisa menggunakan kamera dijital SLR, maklum kamera dijital SLR dilengkapi dengan CCD pula walaupun kualitas CCD-nya berbeda jika dibandingkan CCD profesional.

Beberapa bulan yang lalu saya dan beberapa rekan berhasil mendapatkan Omega Centauri, gugus bola terbesar se-Galaksi. Foto ini didapat dengan instrumen: Nikon D70, dan teleskop Celestron Nexstar 8". Kalibrasi citra dengan Iris. Versi black and white bisa didapat di sini.

Clear skies!

Thursday, April 13, 2006

Ritchey-Chretien dan ST10XME

Saya baru baca artikel yang memperkenalkan sistem optik teleskop ternama, namanya Ritchey-Chretien System. Katanya sih bisa mengurangi aberasi koma yang lazim terdapat di teleskop reflektor. Sistem optik yang hebat!

Cermin Ritchey-Chretien melengkung secara hiperbola. Hal ini berbeda dengan teleskop reflektor biasa yang umumnya memakai permukaan parabola sehingga menciptakan aberasi koma.


Simulasi sistem optik menunjukkan performa memuaskan. Aberasi koma menjadi minimal. Akibatnya, pemotretan dengan cermin Ritchey-Chretien memberikan hasil memuaskan. Coba tengok galeri berikut ini.

Satu lagi, detektor yang digunakan untuk imaging pada galeri situs ini kebanyakan SBIG ST10XME. Kalau tidak salah mengingat, CCD SBIG ST10XME akan menjadi instrumen baru Observatorium Bosscha.. Wah, andai nanti saya bisa menjajal CCD ini.. Omega Centauri, Nebula Orion, Gugus Pleiades, galaksi-galaksi.. Hmm.... :)

AW Astrofotografi

Website ini saya khususkan membahas mengenai astronomi dan astrofotografi. Sebagai host saya menggunakan layanan geocitiesnya yahoo.com gratis soalnya. Tampilan web masih sangat sederhana, aneh mungkin? Tampilan yang serba gelap disengaja demi kenyamanan mata "seorang pengamat" :p.Akhirnya impian saya terwujud, membuat sebuah website pribadi.

Website ini saya khususkan membahas mengenai astronomi dan astrofotografi. Sebagai host saya menggunakan layanan geocitiesnya yahoo.com gratis soalnya. Tampilan web masih sangat sederhana, aneh mungkin? Tampilan yang serba gelap disengaja demi kenyamanan mata "seorang pengamat" :p.

Fitur yang ditawarkan masih terbatas: terdapat log book, artikel, album foto, tentang saya, dan taut. Isi website pun masih sedikit. Seterusnya saya usahakan untuk menambah lebih banyak artikel dan memasukkan foto-foto hasil "jepretan" sendiri.

Bagi yang memiliki waktu luang bolehlah menyinggahi website saya, AW Astrofotografi, di www.geocities.com/astro_william masukan berupa kritik dan saran yang membangun saya terima dengan tangan terbuka.

Clear skies!

Friday, March 31, 2006

Cerahlah..

Pengamat masih menunggu dan berharap, langit malam cerahlah..
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More