Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Wednesday, January 24, 2007

C/2006 P1

Komet merupakan benda bermassa kecil yang mengorbit matahari. Walaupun bermassa kecil komet bisa menjadi benda terbesar di tatasurya kita. Beberapa komet mengelilingi matahari secara periodik, sementara sebagian yang lain mendekati matahari untuk kemudian menjauh dan tidak kembali lagi.

Komet berasal dari bagain terluar dari tatasurya. Karena mendapat cahaya matahari yang sangat minim maka permukaaan komet amat dingin, permukaaan komet terdiri dari molekul-molekul yang berbentuk es padat. Ketika komet mendekati matahari maka radiasi matahari yang diterima permukaaan komet bertambah secara drastis. Kemudian pernukaan komet akan mulai menyublim. Angin matahari kemudian menerbangkan molekul-molekul di permukaaan komet yang apabila diamati dari bumi akan terlihat berupa ekor komet.

Inti komet tidaklah besar, yaitu sekitar belasan kilometer saja. Tetapi ekor komet jauh lebih besar. Ekor komet bisa membentang hingga 2 SA sehingga komet secara keseluruhan adalah benda terbesar di tatasurya kita.

Setiap tahunnya ditemukan 10-20 komet baru, namun tidak semuanya yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Komet dinamakan seusia dengan tahun penemuannya diikuti dengan huruf yang merepresentasikan tengah-bulan penemuan komet. Kita ambil contoh komet Mc Naught C/2006 P1, artinya komet ini ditemukan tahun 2006 sebagai komet pertama yang ditemukan pada paruh bulan kedua Agustus. Untuk komet periodik diberikan nama alias berupa nomor urut penemuan komet periodik diikuti dengan huruf "P". Komet Halley dikenal dengan nama 1P.

McNaught C/2006 P1
Pada tahun 2006 kita cukup dihebohkan dengan komet Schwassman-Wachmann (73P), kemudian komet Swan (C/2006 M4). Pada awal tahun 2007 kita kembali dihebohkan dengan komet c/2006 P1 yang diyakini magnitudo maksimumnya mencapai -5! Dengan nilai magnitudo seperti ini maka komet C/2006 P1 hanya kalah terang dibandingkan dengan komet Ikeya-Seki (1965) yang ketika mendekati perihelion memiliki magnitudo hingga -10!

Komet C/2006 P1 ditemukan oleh R. H. McNaught dari Siding Spring Observatory Australia menggunakan kamera CCD yang dicangkokkan pada teleskop Schmidt Uppsala 0.5 meter.

Beberapa hasil pemotretan menunjukkan komet ini bisa diamati pada siang hari. Contohnya adalah hasil yang didapatkan oleh Jogja Astronomy Club. Astronom Jogja ini berhasil merekam komet ini pada siang hari. Walaupun penampakannya berupa titik tetapi tetap saja pengamatan komet di siang bolong adalah pengalaman yang luar biasa.

Ketika diamati di sore hari, sesaat setelah matahari terbenam penampakan komet ini menjadi lebih dahsyat. Pengamatan semenjak tanggal 19 Januari 2007 hingga hari ini oleh astronom Australia menunjukkan hasil yang luar biasa, komet ini sangat lebar dengan bentuk ekor yang tersusun rapi bak daun nyiur. Penampakan sempurna seperti ini hanya bisa diamati oleh pengamat dari belahan selatan. Untuk pengamatan dari belahan utara cukup berbesar hati dengan melihat potongan ekor komet yang masih terjuntai di horizon barat (saking luasnya komet ini).

Pengamatan Komet

Pengamatan komet ini membutuhkan horizon yang bersih dan bebas dari hamburan sinar matahari. Karena itu waktu pengamatan yang paling baik adalah ketika matahari telah terbenam. tentu saja kita harus hati-hati mengarakan teropong ke arah komet ini jangan sampai mata kita terekspos cahaya matahari. Berikutnya kita bisa mengamati bagian ekor komet yang melengkung indah.

Galeri
Berikut beberapa foto komet yang saya ambil dari b
erbagai sumber di Internet:






Wednesday, January 3, 2007

Titan dan Saturnus, dan Bintang Generasi Awal

Ada dua gambar terbaru yang direkam oleh wahana antariksa Cassini dan teleskop inframerah Spitzer. Nikon D70 dan Takahashi ga bisa kayak gini! :D
Foto di bawah adalah hasil pemotretan oleh Cassini. Bagian depan adalah Titan dan bagian sabit di sebelahnya adalah daerah kutub selatan Saturnus. Titan adalah satelit Saturnus yang menarik bagi ilmuwan. Titan memiliki atmosfer yang tebal mirip dengan atmosfer bumi purba. Saat ini atmosfer Titan masih terlalu dingin.

Kelak apabila Matahari mengembang menjadi raksasa merah maka matahari akan cukup panas bagi manusia bumi. Pada saat itu atmosfer titan sudah menjadi cukup panas sehingga bisa nyaman untuk ditinggali. Manusia Bumi akan bermigrasi ke Titan. Tentu saja jangan sampai keduluan makhluk Mars! Yeah, Just kidding :P. Jadi, inilah Titan, calon rumah masa depan manusia, dan inilah saturnus, calon planet induk kita. (Waduh jadi inget game Freelancer yang seru ituh!).

Berikutnya adalah foto rekaman dari Spitzer. Bagian yang berwarna kuning diyakini sebagai protobintang yang akan menjadi bintang generasi awal. Massa bintang diyakini melebihi 100 kali massa Matahari kita! Sementara bagian yang berwarna merah adalah selubung materi yang melingkupi awan protobintang. Apabila protobintang sudah mencapai kesetimbangan permukaan (potensial gravitasi sudah seimbang dengan reaksi nuklir) maka bintang dengan segera menuju apa yang disebut Deret Utama. Deret Utama adalah suatu daerah yang digambarkan dalam Diagram Hertzprung-Russel.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More