Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Monday, September 10, 2007

Tantangan Dalam Pengamatan Bulan

Penampakan Bulan di siang hari diteliti secara mendalam oleh Andre Danjon, seorang Perancis, pada 1930. Danjon menemukan bahwa Bulan tidak dapat kita saksikan pada tengah hari apabila Bulan berada pada jarak 30 derajat dari Matahari. Angka 30 derajat ini berkaitan dengan jarak sudut Bulan-Matahari untuk umur Bulan 2.5 semenjak Bulan baru dan 2.5 hari sebelum Bulan baru.

Pada prakteknya, terdapat faktor kecemerlangan langit (berhubungan dengan jumlah hamburan cahaya matahari oleh atmosfer) dapat memperbesar nilai batas yang ditentukan oleh Danjon. Udara yang beraerosol misalnya, akan membuat langit menjadi lebih terang, sehingga limit Danjon akan membesar.

Bagaimana dengan pengamatan bulan tua atau bulan muda yang tentunya berkaitan dengan penentuan awal bulan baru penanggalan hijriyah? Danjon menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk melihat Bulan ketika jarak sudut Matahari-Bulan kecil dari 7 derajat busur ketika Matahari terbenam.

Satu hal lagi yang harus kita sadari dari pengamatan Bulan adalah; Bulan memiliki permukaan yang tidak rata, terdiri dari lembah dan pegunungan. Saat Bulan dekat dengan Matahari maka cahaya Matahari yang jatuh dipermukaan Bulan akan diterima oleh lereng gunung Bulan yang menghadap Matahari, dan bagain lereng gunung yang menghadap ke Bumi akan dikenai bayangan gunung itu sendiri. Karena efek ini maka kita tidak bisa mengharapkan kecerlangan Bulan yang cukup besar saat Bulan baru, begitu pula dengan sabit Bulan yang akan nampak lebih sempit ketimbang nilai idealnya jika permukaan Bulan rata sempurna. Hal ini yang menjelaskan kenapa Bulan tidak dapat diamati ketika Bulan berada pada jarak maksimumnya dari ekliptika yaitu pada jarak sudut 5 derajat busur.

sebagian permukaan Bulan, direkam dengan CCD

Berikutnya, Danjon juga mengatakan bahwa ujung terjauh sabit Bulan tidak akan terlihat hingga Bulan berada jauh dari 40 derajat busur dari Matahari. Dengan kata lengkung sabit Bulan tidak akan terlihat sempurna hingga Bulan berumur 3 hingga empat hari.

Bagaimana dengan kecerlangan Bulan? Mungkin kita berpikir bahwa kecerlangan Bulan-setengah adlaah setengah kali kecerlangan Bulan purnama. Anggapan ini salah. Kecerlangan Bulan-setengah (bulan berumur 14.75 hari) ternyata hanya 8.5% kecerlangan Bulan purnama. Untuk Bulan berumur 5 hari kecerlangannya akan menurun drastis hingga hanya 0.5% kecerlangan Bulan purnama.

Dalam mengamati hilal yang menjadi perhatian adalah jarak Bulan dari Matahari dan ketinggian Bulan dari Horizon. Faktor eksternal yang tidak kalah penting adalah masalah kecerlangan langit. Langit senja akan tampak hampir sama terangnya dengan cahaya hilal. Cahaya hilal sendiri mengalami distorsi karena diserap atau dihamburkan oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More