Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Monday, March 26, 2007

Menentukan Arah

A. Metoda Bayangan
Untuk mempraktekkan metoda ini carilah sebuah tongkat sepanjang 1 meter. Metoda ini sangat mudah dan akurat, terdapat beberapa langkah:
1. Tancapkan tongkat pada permukaan tanah. Tandai bayangan ujung tonkat. Jika matahari berada di timur maka bayangan akan jatuh di barat, dan sebaliknya.
2. Tunggu beberapa saat, 20 hingga 30 menit, bayangan akan berubah, kembali tandai bayangan ujung tongkat.
3. Hubungkan dua titik yang telah kita tandai sebelumnya dengan sebuah garis lurus, maka garis tersebut adalah garis timur-barat.
4. Jika anda berdiri dengan arah barat ada di kanan maka anda menghadap ke selatan, dan sebaliknya, jika arah barat ada di kanan maka anda menghadap ke utara.
5. Untuk menentukan arah yang lebih akurat buatlah sebuah garis baru yang tegak lurus garis timur-barat, garis baru tersebut adalah garis utara-selatan benar.

Metoda bayangan bisa digunakan di daerah manapun di bumi selagi kita dapat melihat matahari. Metoda ini juga sangat akurat dalam menentukan posisi utara-selatan benar.

Metoda bayangan jenis lain juga bisa dilakukan, masih menggunakan tongkat tetapi kita melakukan percobaannya sepanjang pagi hingga sore hari. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Pada pagi hari amati ujung bayangan tongkat, lalu tandai.
2. Buat sebuah lingkaran penuh yang berpusat pada titik tertancapnya tongkat, dengan radius hingga ujung bayangan yang kita tandai.
3. Kembalilah pada sore hari, amati saat di mana ujung bayangan tongkat kembali menyentuh lingkaran yang telah kita buat sebelumnya.
4. Hubungkan dua titik yang ada pada lingkaran dengan sebuah garis lurus, maka anda telah berhasil membuat arah timur-barat.
5. Selanjutnya buat garis baru yang tegak lurus garis timur-barat, maka anda telah berhasil membuat garis selatan-utara.


B. Metoda Jam Tangan

Kita juga dapat menggunakan jam tangan analog untuk menentukan arah. Cara ini cukup mudah dan cukup akurat. Metda ini diterapkan secdara berbeda untuk belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Berikut cara menentukan arah untuk belahan bumi selatan:
1. Arahkan angka 12 pada jam tangan anda ke arah matahari.
2. Amati busur terpendek yang dibentuk dari angka dua belas dan jarum pendek, kemudian bagilah busur tersebut menjadi dua bagian yang sama besar. Garis yang membagi busur adalah garis hubung selatan-utara.

Untuk belahan bumi utara gunakan cara berikut:
1. Arahkan jarum pendek ke arah matahari.
2. Amati busur terpendek yang dibentuk oleh jarum pendek dan angka dua belas, kemudian bagi busur tersebut menjadi dua sama besar. garis yang membagi busur tersebut akan menunjukkan arah selatan-utara.
Sedikit koreksi untuk daerah yang menerapkan Daylight Saving Time, angka satu sebagai pengganti angka dua belas.


C. Metoda Bintang

Beberapa bintang membentuk pola tertentu yang dapat kita tandai sebagai penunjuk arah. Penduduk belahan utara biasanya menggunakan bintang kutub, yang posisinya hampir berhimpit dengan sumbu utara langit, sebagai penunjuk arah utara.

Di daerah selatan biasanya digunakan rasi Crux sebagai penunjuk arah selatan. Crux sangat mudah dikenali yaitu empat bintang terang yang membentuk konfigurasi salib. Gunakan sumbu terpanjang rasi tersebut kemudian tarik garis lurus ke arah "bawah" salib, bayangkan sebuah titik yang berjarak lima kali sumbu panjang Crux. Selanjutnya dari titik imajiner tersebut tariklah garis yang tegak lurus horizon, maka perpotongan garis tersebut dengan horizon adalah arah selatan.

Monday, March 5, 2007

Pencatatan Itu Penting

Gerhana Bulan Total 4 Maret lalu tidak berhasil saya amati. Subuh ketika gerhana langit tertutup awan. Padahal saya sudah standby semalaman di kontrakan.

Tanpa teleskop dan kamera tidak membuat saya berkecil hati mengamat gerhana. Banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan selama gerhana berlangsung. Di dunia astronomi alat bukanlah hal yang utama, melainkan pencatatan (recording) yang utama. Dengan metoda pencatatan seperti maka kita dapat mempelajari fenomena langit.

Masa pencatatan seperti telah dimulai semenjak zaman awal sejarah. Ketika terjadi peristiwa gerhana, kemunculoan bintang baru, okultasi planet oleh bulan, dll., oleh manusia yang hidup masa itu pada masa itu dilakukanlah pencatatan, salah satumedia rekaman adalah lukisan di dinding-dinding gua.

Tradisi pencatatan ini berlanjut ke zaman kejayaan astronomi islam. Pada waktu itu dilakukan beberapa pencatatan fenomena langit, pemetaan dll. Pada saat yang bersamaan astronom Cina mencatat peristiwa supernova 1054 M. Berkat pencatatan inilah kita berhasil melacak keberadaan supernova yang tergolong muda ini.

Memasuki zaman kejayaan Eropa kita mengenal Tycho Brahe yang mencatat kejadian supernova, juga Kepler yang menemukan supernova. Galileo mencatat pergerakan satelit-satelit Jupiter, tonjolan pada planet Saturnus, gerakan bintik matahari, dan banyak fenomena lainnya. Berkat bukti catatan tersebut maka kita dapat mengumpulkan berbagai hipotesa untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Pada zaman itu jam mekanik telah ditemukan sehingga sangat membantu memberi informasi waktu kejadian.

Sebelum era plat fotografi pencatatan dilakukan dengan menggoreskan sketsa pada kertas. Dengan sketsa yang akurat (skala yang baik, pencatatan waktu) Galileo berani menyimpulkan berbagai hipotesis yang mengguncang khazanah ilmu pengetahuan saat itu.

Astronomi tidak melulu masalah alat. Melihat ke belakang maka kita dapat menyadari bahwa yang paling penting dalam astronomi adalah pencatatan. Percuma rasanya apabila kita bangun di tengah malam yang dingin kemudian memasang teleskop 30 cm dan kemudian hanya menatapnya. Kita bisa melakukan yang lebih dari itu, pencatatan. Coba sekali-sekali sket permukaan bulan, bintik matahari, satelit Galilean, atau titik-titik cahaya pada wilayah langit tertentu. Siapa tahu anda menemukan sebuah komet baru, asteroid baru, atau UFO :). Dan ketika anda ditanya oleh orang lain anda dapat menyodorkan bukti berupa pencatatan yang akurat. Kemudian catatan ini bisa dibandingkan dengan catatan orang lain yang mengamati peristiwa yang sama.

Jadi, mari lakukan pencatatan, sesederhana apapun itu. Biasakan dalam setiap pengamatan kita memiliki buku log. Selamat mengamat!
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More