Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Wednesday, January 28, 2009

Sebagian Gerhana Matahari Sebagian Dari Bukittinggi

Saya nyaris gagal mengamati gerhana Matahari awal tahun ini. Pasalnya hingga pagi hari 26 Januari 2009, awan tebal bergerombol di langit Bukittinggi. Menjelang siang, Matahari mulai menampakkan wajah dari sela-sela awan.

Kemunculan Matahari membuka kesempatan menguji peralatan pemotretan yang telah saya siapkan sebelumnya: kamera digital dan filter dari dua lapis piringan magnetik disket.

Pukul 13.00, cuaca berubah tak bersahabat. Awan kembali berarak menutupi seluruh langit. Matahari tidak nampak. Saya terpaksa mengurungkan niat untuk berangkat ke sebuah bukit yang berjarak 2 kilometer dari rumah.

Menurut rencana semula, saya akan memotret dari lokasi ini. Bukit tersebut berketinggian 40-50 meter, memiliki pemandangan lepas ke arah barat. Jika perhitungan saya tidak meleset, Jam Gadang sejarak 1 kilometer akan berada kira-kira 75 derajat ke arah barat jika diukur dari utara. Dengan posisi ini, Jam Gadang akan persis berada di bawah Matahari saat gerhana mulai terjadi. Kamera digital dengan perbesaran 10 kali bisa mengambil rangkaian gambar yang kemudian disusun menjadi mozaik. Lagi pula, pada jarak 1 kilometer, Jam Gadang membentang hingga 1 derajat busur atau kira-kira dua kali diameter Matahari.

Semua rencana gagal karena cuaca. Saya memilih menunggu di rumah saja.



Pukul 15.00, Matahari mulai muncul dari balik awan. Saya masih sempat menguji kamera dan filter untuk pemotretan sebelum gerhana terjadi. Beberapa foto yang saya ambil menghasilkan gambar yang tidak fokus. Awan tipis di sekitar Matahari mengganggu mekanisme pencarian fokus otomatis membuat kamera bekerja tidak bekerja optimal.

Akhirnya saya mencoba sebuah trik. Sayamengarahkan kamera ke objek jauh sambil memencet setengah shutter. Segera setelah itu, kamera saya arahkan ke Matahari dan satu pencetan penuh saya lakukan. Berhasil!

Pukul 15.30, Bulan kembali menutupi Matahari. Lima menit kemudian, saya bisa merekam wajah Matahari. Saya memotret setiap interval 5 menit. Pukul 15.50, awan lewat di depan Matahari, seakan tak mau kalah dengan Bulan. Bah! Setelah 15 menit menunggu, awan tak kunjung beranjak dari depan Sang Surya. Saya pun memutuskan berhenti melakukan pengamatan.

Namun selang sepuluh menit gerhana, saya sempat memotret tiga bingkai foto. Gambar di bawah adalah hasil pemotretan sebagian gerhana Matahari sebagian dari kota Bukittinggi. Bisa terlihat bagaimana piringan Bulan mulai menggerogoti pinggiran Matahari dari sisi kiri bawah. "Aura" di sekeliling Matahari adalah pendaran cahaya akibat kehadiran awan tipis.


Berikut adalah purnama yang saya ambil pada malam sebelum gerhana Matahari.

Saturday, January 17, 2009

Mana yang Lebih Sering Terjadi: Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan?

Manakah yang lebih sering terjadi: gerhana Matahari atau gerhana Bulan? Jika menilai berdasarkan pengalaman pribadi tampaknya jawaban kita bisa jadi seragam: gerhana Bulan terjadi lebih sering. Saya telah mengamati setidaknya 3 kali banyak gerhana Bulan selama tujuh tahun terakhir dan pada rentang waktu yang sama saya tidak pernah mengamati satu gerhana Matahari sekalipun. gerhana Matahari terakhir yang saya lihat adalah Gerhana Matahari Sebagian 16 Februari 1999. Menilai dari apa yang saya alami wajar jika saya berkesimpulan bahwa gerhana Bulan lebih banyak terjadi dibandingkan gerhana Matahari. Bagaimana dengan kesimpulan anda?

Pada kenyataannya, rata-rata setiap abad terjadi 238 kali gerhana Matahari dan 154 kali gerhana Bulan. jelas bahwa gerhana Matahari lebih sering terjadi ketimbang gerhana Bulan. Namun kenapa kenyataan ini berbeda dengan pengalaman kita?

Gerhana Bulan disaksikan lebih sering ketimbang gerhana Matahari karena purnama bisa disaksikan dari setengah belahan Bumi yang mengalami malam. Akibatnya sebagian besar umat manusia bisa menyaksikan Bulan masuk ke bayangan Bumi. Kenyataan lain adalah gerhana Bulan berlangsung beberapa jam sehingga akibat rotasinya maka ada kesempatan bagi manusia yang berganti waktu menjadi malam dapat mengamati gerhana.

Gerhana Matahari dapat diamati jika bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi. Wilayah yang disapu oleh bayangan Bulan relatif lebih kecil. Tidak semua bagian Bumi yang mengalami siang dapat mengamati gerhana Matahari. Kalaupun bisa diamati, Gerhana Matahari terjadi dalam durasi yang jauh lebih singkat dibandingkan durasi gerhana Bulan sehingga manusia yang tinggal suatu tempat akan sering melewatkan gerhana Matahari.

Walaupun langka terjadi namun gerhana Bulan menyapu wilayah yang luas sehingga lebih banyak orang berkesempatan menyaksikannya.

Wednesday, January 14, 2009

Kacamata Keren Untuk Mengamati Gerhana Matahari

Sedikit prakarya untuk anda. Download pola kacamata untuk menemani anda melakukan pengamatan gerhana Matahari 26 Januari 2009 di sini. Tetap keren dan aman mengamati gerhana Matahari!

Tuesday, January 13, 2009

Simulasi Gerhana Matahari 26 Januari 2009 Untuk Berbagai Kota di Indonesia

Penampakan gerhana Matahari 26 Januari 2009 dari berbagai kota. Simulasi menggunakan software Starry Night Backyard. 
Simulasi untuk kota-kota lain:
Kota-kota yang mengalami Gerhana Matahari Sebagian:
Kota Medan
Kota Bandung
Pantai Kuta
Pemandangan Gerhana Matahari Cincin dari kota Lampung dan kota-kota lain di propinsi Lampung.
Gerhana dimulai kira-kira pukul 15.30 WIB, berpuncak kira-kira satu jam kemudian.
Selamat mengamati gerhana Matahari! 

Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009

Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada tanggal 26 Januari 2009. Gerhana Matahari Cincin dapat diamati di kota-kota tertentu yang terletak di provinsi Lampung. Bulan akan menyentuh piringan Matahari kira-kira pukul 15.19 WIB hingga 15.40 WIB, bergantung pada posisi pengamatan. Puncak gerhana jika dilihat dari berbagai wilayah di Indonesia terjadi antara pukul 16.28 WIB hingga pukul 16.55 WIB. Piringan Bulan akan meninggalkan permukaan Matahari sekitar pukul 18.00 WIB. Pada saat puncak, Matahari akan tampak sebagai bundaran terang dengan piringan hitam di tengahnya.

Gerhana Matahari Sebagian dapat diamati dari berbagai daerah di Indonesia khususnya Indonesia bagian barat dan tengah karena seperti terlihat dari gambar di bawah, bayangan Bulan (lingkaran kuning) jatuh ke sebagian wilayah Indonesia. Pulau-pulau yang dapat mengamati Gerhana Matahari Sebagian adalah: Sumatera, Bangka, Belitung, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Piringan Bulan akan menyentuh piringan Matahari kira-kira pukul 15.30 WIB, dan puncak gerhana terjadi kira-kira satu jam kemudian.


Simulasi gerhana Matahari dapat dilihati di youtube, dapatkan linknya di sini.

Filter sebaiknya digunakan ketika mengamati matahari. Filter dapat dibuat dari berbagai benda yang ada disekitar kita seperti floppy disc model lama, negatif film yang terbakar, kaca film mobil yang gelap, kotak proyektor, dan air.

Jika kita floppy disc model lama maka kita akan menemukan piringan magnetik berwarna hitam. Pirangn ini bisa kita gunakan untuk mengamati gerhana matahari. Caranya dengan meletakkan piringan magnetik tersebut di depan mata sambil melihat ke arah Matahari. Untuk alasan kenyamanan, sebaiknya kita tidak melihat terlalu lama dengan filter seperti ini karena jumlah piringan Matahari masih tampak menyilaukan. Solusi lain adalah dengan menggandakan lapisan piringan magnetik.

Berikutnya kita bisa menggunakan negatif film yang terbakar. Belilah satu rol negatif film kemudian tarik satu rol film tersebut di bawah cahaya Matahari sehingga negatif filma akan “terbakar”. Pada dasarnya kita merusak emulsi film sehingga menggumpal sedemikian tebal. Lalu cucilah negatif film yang telah terbakar tersebut ke studio foto. Negatif film yang telah dicuci tersebut dapat kita gunakan untuk mengamati gerhana Matahari. Caranya dengan meletakkan negatif film tersebut di depan mata sambil melihat ke arah Matahari.
Jika anda berada di perjalanan maka anda bisa melihat gerhana Matahari dari balik kaca film mobil anda, syaratnya: kaca film tersebut cukup gelap sehingga mata anda nyaman mengamati Matahari. Untuk keselamatan mata sebaiknya jangan berlama-lama meihat ke arah Matahari. Pengamatan dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan durasi pengamatan sekitar 2 hingga 3 detik. Cara ini pernah saya lakukan saat Gerhana Matahari Cincin 16 Februari 1999 yang terjadi pagi hari di kota Bukittinggi. Saya yang waktu itu sedang dalam perjalanan ke sekolah, melihat gerhana dari balik kaca film mobil. Pengamatan terasa kurang menyenangkan karena setiap saat saya harus mengalihkan pandangan dari Matahari sampai beberapa sat kemudian kembali memandang Matahari.

Kotak proyektor juga bisa anda gunakan untuk mengamati Matahari. Caranya dengan membuat kotak berukuran kira-kira 30X15X10cm (kira-kira sebesar kotak sepatu) dari kertas karton putih. Pada sisi paling kecil anda bisa membuat sebuah lubang kecil sebagai jalur masuk cahaya Matahari dan sebuah lubang lain tempat mengintip cahaya yang hasil proyeksi. Cara ini adalah cara paling aman untuk mengamati gerhana Matahari karena kita hanya melihat bayangan cahaya Matahari yang terproyeksi. Namun sebagian orang berpendapat melihat langsung jauh lebih menyenangkan.


Al-Biruni, astronom abad pertengahan menggunakan air untuk melihat cahaya Matahari. Caranya dengan memposisikan kepala kita sehingga dapat melihat gerhana Matahari dari permukaan air. Sebaiknya air ditempatkan di wadah yang cukup kecil guna membuat permukaan ai rtidak berriak. Walaupun Matahari masih tampak sedikit menyilaukan namun cara ini masih digunakan oleh sebagian orang.

Jika anda menggunakan teleskop atau binokular maka jangan pernah melihat langsung Matahar. Cahaya Matahari akan berkali lipat lebih terang jika dilihat dengan alat bantu optik ini. Untuk itu sebaiknya gunakan filter Matahari yang dirancang khusus untuk mengamati Matahari. Jika vendor teleskop atau binokular tidak menemukan filter Matahari, gunakan kertas mylar. Walaupun kertas mylar telah dipasang di depan lensa objektif namun jangan melihat Matahari terlalu lama paling lama 3-5 detik.

Selamat mengamati gerhana matahari dengan aman. Semoga langit anda cerah.

Wednesday, December 10, 2008

Review Teleskop: Celestron AstroMaster 130EQ

Produk low end Celestron yang satu ini tidak diragukan lagi telah benar-benar tampak sebagai teleskop :). Harganya sekitar 3 hingga 3.5 juta rupiah. Paket lengkap teleskop ini adalah tabung teleskop, eyepiece, red dot finder, mounting ekuatorial, batang gerak halus, counterweight, piringan eyepiece, dan tripod. Sebagai bonus, disertakan software peta bintang the Sky dengan database yang terbatas.

Tabung teleskop bertipe newtonian karena itu untuk meneropong objek harus dilakukan dari samping teleskop dekat dengan moncong teleskop. Tipe ewtonian adalah salah satu tipe sitem optik yang banyak diminati oleh astronom amatir. Badan teleskop terasa cukup kokoh, balutan warna biru gelap khas Celestron menambah kesan tersebut. Dengan harga focal ratio sebesar 5, teleskop memiliki medan pandang yang super lebar. Jupiter tampak jelas dengan perbesaran 32.5 kali. Ketika saya arahkan ke M6 dan M7 saya mendapat bayangan objek yang jelas.

Tabung teleskop dipasangkan ke dovetail dengan dua buah cincin yang dapat dibongkar pasang dengan mudah. Mounting ekuatorial teleskop ini cukup kokoh. Penguncian dapat dilakukan dengan mudah. Untuk menggeser teleskop ketika terkunci dapat digunakan batang gerak halus.

Dibandingkan dengan tripod berbahan alumunium, tripod teleskop ini cerasa cukup baik dan kokoh. Dengan piringan eyepiece yang berada di antara kaki tripod kita dapat meletakkan eyepiece.

Merakitan teleskop ini adalah mudah dan cepat. Bahkan untuk pemula sekalipun tidak butuh waktu lebih dari 15 menit untuk menyelesaikan pemasangan. Sebelum melakukan pengamatan jangan lupa untuk menyesuaikan posisi alingment utara-selatan, dan menentukan lintang pengamatan. Jangan lupa pula untuk melakukan penyeimbangan teleskop dengan bantuan counterweight.

Sebagai teleskop pemula, teleskop ini nyaris sempurna kecuali satu hal yang dirasa tidak menguntungkan yaitu red dot finder. Posisi red dot finder mepet sekali ke tabung teleskop. Selain itu posisinya juga mepet dengan eyepiece sehingga makin menulitkan. Akibatnya proses pembidikan terasa tidak nyaman. Sistem red dot finder yang digunakan pada teleskop ini memungkinkan pengamat mengalami efek paralaks. Saya mengalami kesulitan untuk membidik objek langit.

Medan pandang yang lebar membuat teleskop ini cocok untuk astrofotografi objek langit dalam seperti gugus bintang, nebula, galaksi. Namun sangat disayangkan teleskop ini tidak memiliki motor penggerak untuk mengikuti pergerakan benda langit. Namun jangan kecewa, aktivitas astrofotografi ringan tetap dapat dilakukan dengan teleskop ini. Dengan menempelkan kamera saku ke eyepiece teleskop anda sudah bisa melakukan pemotretan. Teknik lain adalah menggunakan video khusus astronomi atau webcam yang telah dimodifikasi untuk melakukan pemotretan. Objek pemotretan yang bisa didapatkan dengan dua teknik sebelumnya antara lain: Bulan, Venus, Jupiter, dan Saturnus.

Bagi pemula astronomi dan pecinta pengamatan visual, teleskop ini saya rekomendasikan. Penggunaannya yang mudah disertai kualitas optik yang baik akan mendukung kegiatan pengamatan anda. Untuk pemula astrofotografi, teleskop ini akan menjadi sahabat yang baik. Selamat mengamat!

Thursday, November 27, 2008

Review Teleskop: Celestron AstroMaster 70AZ

Oleh Celestron, teleskop ini tidak murni ditujukan untuk pengamatan astronomi melainkan juga berfungsi sebagai teropong medan. Dengan harga yang berkisar antara 1.5 hingga 2 juta teleskop ini lebih menonjolkan aspek kekokohan. Tabung teleskop memang terasa kokoh. Ditambah lagi mounting dan tripod yang terbuat dari bahan dengan kualitas baik semakin menambah keyakinan saya akan kekokohan teleskop ini. Paket teleskop terdiri dari tabung teleskop, eyepiece, red dot finder, piringan finder, mounting altitud-azimut tanpa motor, dan tripod.

Perakitan teleskop bukan hal yang sulit. Hal pertama yang kita lakukan adalah memasangkan mounting ke tripod. Setelah itu kita dapat memasang tabung teleskop ke mounting melalui dovetail khas celestron yang berwarna oranye. Bagi seorang pemula sekalipun perakitan dapat dilakukan kurang dari 10 menit asalkan sebelumnya membaca buku manual.

Begitu kita memulai pengamatan maka kekurangan teleskop ini langsung terasa: pointingnya susah! Untuk Jupiter yang terang saya membutuhkan waktu hampir sepuluh menit! Rekor terbaru saya :D. Permasalahannya terletak pada red dot findernya yang jelek dan sistem pengunci yang tidak nyaman. Sebagai alat pembidik, red dot finder pada teleskop ini nyaris seperti aksesoris penghias saja tanpa terasa kegunaannya. Untuk menghindari efek paralaks mata pengamat harus diletakkan sedekat mungkin ke bagian belakang red dot finder. Padahal di saat yang sama kita juga harus menggeser posisi teleskop lalu melakukan penguncian. Batang penguncinya terasa keras. Penguncian menyebabkan medan pandang berubah secara signifikan. Sangat tidak menyenangkan.

Kualitas optik teleskop ini termasuk baik. Dengan eyepiece 20 mm, saya mendapatkan perbesaran 45 kali dan dapat melihat bayangan Jupiter yang tajam. Dengan perbesaran 180 kali saya masih mendapatkan bayangan yang baik. Sayangnya saya hanya bisa melakukan pengetesan untuk Jupiter karena berikutnya saya merasa sudah habis dengan teleskop ini. Tetapi dinilai dari bayangan Jupiter yang telah saya lihat sebelumnya, kualitas optik teleskop ini terbilang baik.

Sebagai kesimpulan, saya menyatakan bahwa teleskop ini jauh dari harapan penggemar astronomi manapun. Celestron dalam keterangannya memang setengah hati menempatkan produk ini sebagai produk yang ditujukan untuk pengamatan astronomi. Jika anda ingin berkecimpung dalam dunia astronomi, saya tidak merekomendasikan produk ini, ya, kecuali jika anda ingin menjadi pengawas Merapi.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More