Kenapa langit berwarna biru?

Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.Atmosfer menghamburkan cahaya Matahari, menyisakan keelokan biru buat mata kita.

Celestron AstroMaster 130EQ

Teleskop ini cocok untuk pemula astronomi meski belum memiliki penggerak otomatis..

Objek Messier

Ingin memulai pengamatan langit malam? Kenapa tidak mencoba melihat Objek Messier.

Monumen astronomi bernama Borobudur

Lebih satu milenium lalu, candi Buddha ini adalah rumah ibadah sekaligus observatorium.

Lubang hitam yang mengerikan?

Apakah objek langit ini benar-benar seperti yang Anda pikirkan?

Wednesday, December 10, 2008

Review Teleskop: Celestron AstroMaster 130EQ

Produk low end Celestron yang satu ini tidak diragukan lagi telah benar-benar tampak sebagai teleskop :). Harganya sekitar 3 hingga 3.5 juta rupiah. Paket lengkap teleskop ini adalah tabung teleskop, eyepiece, red dot finder, mounting ekuatorial, batang gerak halus, counterweight, piringan eyepiece, dan tripod. Sebagai bonus, disertakan software peta bintang the Sky dengan database yang terbatas.

Tabung teleskop bertipe newtonian karena itu untuk meneropong objek harus dilakukan dari samping teleskop dekat dengan moncong teleskop. Tipe ewtonian adalah salah satu tipe sitem optik yang banyak diminati oleh astronom amatir. Badan teleskop terasa cukup kokoh, balutan warna biru gelap khas Celestron menambah kesan tersebut. Dengan harga focal ratio sebesar 5, teleskop memiliki medan pandang yang super lebar. Jupiter tampak jelas dengan perbesaran 32.5 kali. Ketika saya arahkan ke M6 dan M7 saya mendapat bayangan objek yang jelas.

Tabung teleskop dipasangkan ke dovetail dengan dua buah cincin yang dapat dibongkar pasang dengan mudah. Mounting ekuatorial teleskop ini cukup kokoh. Penguncian dapat dilakukan dengan mudah. Untuk menggeser teleskop ketika terkunci dapat digunakan batang gerak halus.

Dibandingkan dengan tripod berbahan alumunium, tripod teleskop ini cerasa cukup baik dan kokoh. Dengan piringan eyepiece yang berada di antara kaki tripod kita dapat meletakkan eyepiece.

Merakitan teleskop ini adalah mudah dan cepat. Bahkan untuk pemula sekalipun tidak butuh waktu lebih dari 15 menit untuk menyelesaikan pemasangan. Sebelum melakukan pengamatan jangan lupa untuk menyesuaikan posisi alingment utara-selatan, dan menentukan lintang pengamatan. Jangan lupa pula untuk melakukan penyeimbangan teleskop dengan bantuan counterweight.

Sebagai teleskop pemula, teleskop ini nyaris sempurna kecuali satu hal yang dirasa tidak menguntungkan yaitu red dot finder. Posisi red dot finder mepet sekali ke tabung teleskop. Selain itu posisinya juga mepet dengan eyepiece sehingga makin menulitkan. Akibatnya proses pembidikan terasa tidak nyaman. Sistem red dot finder yang digunakan pada teleskop ini memungkinkan pengamat mengalami efek paralaks. Saya mengalami kesulitan untuk membidik objek langit.

Medan pandang yang lebar membuat teleskop ini cocok untuk astrofotografi objek langit dalam seperti gugus bintang, nebula, galaksi. Namun sangat disayangkan teleskop ini tidak memiliki motor penggerak untuk mengikuti pergerakan benda langit. Namun jangan kecewa, aktivitas astrofotografi ringan tetap dapat dilakukan dengan teleskop ini. Dengan menempelkan kamera saku ke eyepiece teleskop anda sudah bisa melakukan pemotretan. Teknik lain adalah menggunakan video khusus astronomi atau webcam yang telah dimodifikasi untuk melakukan pemotretan. Objek pemotretan yang bisa didapatkan dengan dua teknik sebelumnya antara lain: Bulan, Venus, Jupiter, dan Saturnus.

Bagi pemula astronomi dan pecinta pengamatan visual, teleskop ini saya rekomendasikan. Penggunaannya yang mudah disertai kualitas optik yang baik akan mendukung kegiatan pengamatan anda. Untuk pemula astrofotografi, teleskop ini akan menjadi sahabat yang baik. Selamat mengamat!

Thursday, November 27, 2008

Review Teleskop: Celestron AstroMaster 70AZ

Oleh Celestron, teleskop ini tidak murni ditujukan untuk pengamatan astronomi melainkan juga berfungsi sebagai teropong medan. Dengan harga yang berkisar antara 1.5 hingga 2 juta teleskop ini lebih menonjolkan aspek kekokohan. Tabung teleskop memang terasa kokoh. Ditambah lagi mounting dan tripod yang terbuat dari bahan dengan kualitas baik semakin menambah keyakinan saya akan kekokohan teleskop ini. Paket teleskop terdiri dari tabung teleskop, eyepiece, red dot finder, piringan finder, mounting altitud-azimut tanpa motor, dan tripod.

Perakitan teleskop bukan hal yang sulit. Hal pertama yang kita lakukan adalah memasangkan mounting ke tripod. Setelah itu kita dapat memasang tabung teleskop ke mounting melalui dovetail khas celestron yang berwarna oranye. Bagi seorang pemula sekalipun perakitan dapat dilakukan kurang dari 10 menit asalkan sebelumnya membaca buku manual.

Begitu kita memulai pengamatan maka kekurangan teleskop ini langsung terasa: pointingnya susah! Untuk Jupiter yang terang saya membutuhkan waktu hampir sepuluh menit! Rekor terbaru saya :D. Permasalahannya terletak pada red dot findernya yang jelek dan sistem pengunci yang tidak nyaman. Sebagai alat pembidik, red dot finder pada teleskop ini nyaris seperti aksesoris penghias saja tanpa terasa kegunaannya. Untuk menghindari efek paralaks mata pengamat harus diletakkan sedekat mungkin ke bagian belakang red dot finder. Padahal di saat yang sama kita juga harus menggeser posisi teleskop lalu melakukan penguncian. Batang penguncinya terasa keras. Penguncian menyebabkan medan pandang berubah secara signifikan. Sangat tidak menyenangkan.

Kualitas optik teleskop ini termasuk baik. Dengan eyepiece 20 mm, saya mendapatkan perbesaran 45 kali dan dapat melihat bayangan Jupiter yang tajam. Dengan perbesaran 180 kali saya masih mendapatkan bayangan yang baik. Sayangnya saya hanya bisa melakukan pengetesan untuk Jupiter karena berikutnya saya merasa sudah habis dengan teleskop ini. Tetapi dinilai dari bayangan Jupiter yang telah saya lihat sebelumnya, kualitas optik teleskop ini terbilang baik.

Sebagai kesimpulan, saya menyatakan bahwa teleskop ini jauh dari harapan penggemar astronomi manapun. Celestron dalam keterangannya memang setengah hati menempatkan produk ini sebagai produk yang ditujukan untuk pengamatan astronomi. Jika anda ingin berkecimpung dalam dunia astronomi, saya tidak merekomendasikan produk ini, ya, kecuali jika anda ingin menjadi pengawas Merapi.

Tuesday, November 18, 2008

Review Teleskop: Celestron Powerseeker 80EQ


Saya menggunakan teleskop refraktor ini beberapa waktu lalu. Pabrikan Celestron menawarkan teleskop low end ini dengan harga bersaing, di bawah dua juta rupiah, membuat teleskop ini terjangkau konsumen terutama pemula astronomi pengamatan.

Satu set teleskop terdiri dari tabung, seperangkat eyepiece, diagonal, finderscope, counterweight, gerak halus, mounting ekuatorial tanpa motor, lensa barlow, piringan eyepiece, tripod. Semuanya dikemas dalam sebuah kardus ringkih. Sebagai bonus, terdapat paket software peta bintang The Sky dengan database benda langit terbatas.

Merakit teleskop adalah hal yang susah-susah-gampang bagi pemula. Namun dengan mengikuti petunjuk yang dari buku manual, perakitan dapat dilakukan kurang dari 10 menit. Pengaturan counterweight secara seimbang, kolimasi finder, dan pengaturan alignment utara-selatan benar, menjamin kenyamanan pengamatan.

Tabung teleskop terbuat dari bahan standar untuk teleskop low end, dilengkapi dengan dewcap pengusir embun yang dapat dibongkar pasang. Di Indonesia, dewcap sangat diperlukan untuk melindungi teleskop dari uap air akibat kelembaban udara malam yang tinggi. Pada moncong teleskop tersimpan lensa berdiameter 8 cm dan panjang fokus 90 cm.

Eyepiece 20 cm yang disediakan membuat teleskop memiliki perbesaran normal sebesar 45 kali. Perbesaran ini cukup baik untuk mengamati permukaan bulan. Ketika mengarahkan teleskop ke planet Saturnus, saya kaget dengan kualitas bayangan yang dihasilkan. Saturnus terlihat jernih sampai-sampai saya bisa membedakan bola Saturnus dengan cincinnya. Kemudian saya mengalihkan pengamatan pada bintang ganda Albireo (kenal lebih jauh bintang ganda melalui artikel ini). Hasilnya sangat meyakinkan, albireo terpisah dengan baik. Pun warna bintang kontras sekali sehingga memberikan pengalaman yang sempurna. Tanpa motor, bintang dapat berada di dalam medan pandang dalam kurun waktu 5 menit.

Saya menjajal kemampuan lensa barlow. Paket teleskop ini menyediakan lensa barlow 3 kali sehingga menghasilkan perbesaran meningkat dari semula 45 kali menjadi 135 kali. Dengan alingment finder yang cukup baik saya dapat dengan mudah menempatkan objek di dalam medan pandang.

Permasalahan muncul ketika saya mencoba mengunci mounting. Pengunci kurang kokoh! Ditambah lagi pergeseran medan pandang saat melakukan penguncian akibat tekanan oleh batang pengunci. Mengganggu sekali. Sepanjang malam pengamatan, saya kesulitan beradaptasi dengan sitem penguncian ini.

Bagi pemula, saya merekomendasikan pengamatan dilakukan tanpa lensa barlow. Penggunaan lensa barlow membuat medan teleskop bergetar hebat sehingga diperlukan adaptasi lebih lama.

Harga yang relatif murah membuat Celestron memotong fungsi motor pada mounting teleskop. Meski tanpa motor, mounting ekuatorial memudahkan pengguna dalam mengendalikan tabung teleskop. Karenanya, Celestron menyediakan penggerak halus teleskop. Sistem penggerak pada Powerseeker 80EQ adalah sistem penggerak yang lazim digunakan pada teleskop low end. Performa batang gerak halus cukup baik asalkan kita terlebih dahulu menala tingkat kekencangan baut pengunci yang menempel di mounting.

Tripod alumunium yang disediakan memiliki tingkat kekokohan yang cukup baik. Namun jangan sampai anda menyenggol tripod yang ringan ini karena akan menggeser posisi tripod cukup jauh bahkan bisa menggetarkan tabung teleskop.

Fotografi dan Powerseeker 80EQ tak bersahabat karib. Hanya teknik fotografi tertentu yang bisa diterapkan pada teleskop ini. Dengan kamera saku, kita dapat menempelkan lensa kamera ke eyepiece teleskop, lalu jepret. Teknik lain yang bisa dilakukan adalah memotret dengan webcam. Teknik yang lebih baik seperti prime focus nyaris tidak mungkin dilakukan bersama teleskop ini (kenal lebih jauh teknik prime focus di artikel ini dan artikel mendetail ini).

Teleskop ini saya rekomendasikan untuk digunakan oleh astronom amatir yang ingin memulai kegiatan pengamatan. Harga di bawah dua juta rupiah sebanding dengan satu paket teleskop dengan kualitas optik baik.

Hal lain yang patut menjadi pertimbangan sebelum membawa teleskop ini ke rumah adalah sistem pengunci yang merepotkan. Namun hal ini bisa diatasi dengan membiasakan diri.

Bagi yang memiliki minat fotografi, teleskop ini bukan pilihan yang pas. Kegiatan fotografi bisa dilakukan secara terbatas. Selebihnya, dengan memperbanyak jam terbang pengamatan maka pengguna bisa menjinakkan teleskop ini.

Selamat mengamat!

Sunday, May 25, 2008

Borobudur dan Polaris

Kutub langit adalah titik temu perpanjangan sumbu rotasi Bumi dengan bidang langit. Dari tahun ke tahun posisi kutub langit berubah karena presesi sebesar ~ 50" per tahun.

Pada masa sekarang kutub utara langit dekat sekali dengan Bintang Kutub (Polar Star, Polaris) dengan jarak sedekat ~1 derajat busur. Dari Indonesia belahan selatan Bintang Kutub sudah sulit/tidak bisa terlihat. Sementara dari Indonesia belahan utara Bintang Kutub masih dapat terlihat.

Salah satu teori menarik menyangkut Bintang Kutub adalah kemungkinan besar pada masa pembuatan candi Borobudur Bintang Kutub masih terlihat. Apakah teori ini masuk akal?

Penelusuran awal menggunakan beberapa software peta langit populer dapat menjadi referensi awal. Software peta langit memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi langit sebenarnya untuk setiap waktu yang dapat kita tentukan. Untuk memberikan gambaran sedekat mungkin software peta langit juga memasukkan perhitungan presesi dalam algoritmanya. Hal ini akan membantu kita dalam menyimulasikan keadaan langit pada zaman pembuatan candi Borobudur.

Candi borobudur berada pada koordinat 7.608 LS dan 110.2 BT dengan ketinggian 265 di atas permukaan laut. Pembangunanya dilakukan pada masa dinasti Sailendra (760-830 M) yang mendapat sokongan dari kerajaan Sriwijaya. Sailendra dalam bahasa Sansekerta berarti penguasa gunung. Pembangunan memakan waktu 75 tahun dan selesai pada masa pemerintahan Samaratungga tahun 825 M. Arsitek pembangunan Borobudur bernama Gunadharma.

Gambar di samping memperlihatkan simulasi langit menggunakan Starry Night. Lokasi pengamatan adalah daerah Borobudur ketinggian 265m dpl pada tanggal 7 Agustus 800 M, dengan proyeksi alt-az. Terlihat bahwa Polaris terbit pada jam 01:00 dan tenggelam jam 03:05 waktu lokal.

Gambar berikut menunjukkan simulasi dengan software The Sky. Polaris pada tanggal 19 Agustus 800 M, terbit pada 00:14 dan tenggelam 02:19 waktu lokal.

Menariknya, Polaris sudah terlihat untuk terakhir kalinya dari Borobudur pada tahun 850 M Seperti yang terlihat dari gambar di bawah.

Sementara saat ini Polaris tentu saja sudah jauh di bawah horizon Borobudur sehingga tidak bisa terlihat.

Simulasi menggunakan peta langit hanyalah upaya awal dari penelusuran kebenaran dari alignment ini. Tentu saja akan sangat sulit mengamati Polaris yang bermagnitudo 2 yang berada di horizon. Penelitian lebih lanjut harus memikirkan ekstingsi atmosfer, dan ketinggian horizon dari puncak Borobudur sehingga bisa diperoleh simulasi yang mendekati.

Pertanyaan lain yang mengganjal adalah kenapa harus menggunakan polaris yang telah bergeser sejauh enam derajat dari kutub utara benar? Jawaban sementara untuk pertanyaan ini adalah karena jika kita menghadap ke arah polaris yang sedang transit maka kita sekaligus menghadap ke arah utara benar?

Jika Borobudur memang dibangun dengan alignment terhadap polaris maka seharusnya bangsa Mataram kuno memiliki pengukuran dan perhitungan yang sangat maju terhadap pergerakan dan posisi benda langit. Tentu kita berharap ilmu pengukuran dan perhitungan seperti ini diturunkan ke generasi selanjutnya dan mungkinkah ada pencatatan mengenai gerhana, supernova, komet selama masa tersebut? Untuk kasus supernova, hingga saat ini disepakati supernova terjadi 2 kali per abad di Bima Sakti. Pencatatan dari pengamat dari belahan bumi utara memperlihatkan angka yang jauh lebih sedikit dari yang diprediksi. Tentunya kita berharap ada pencatatan supernova untuk langit belahan selatan dari wilayah Indonesia yang dapat mengamati bola langit yang lebih luas. Mungkinkah penerus Mataram kuno memiliki pencatatan mengenai hal ini? Jika ada maka bisa saja pengetahuan klasik bisa memberi kontribusi bagi penelitian supernova di Bima Sakti.

Sunday, April 27, 2008

Memotret Saturnus

Jika ada planet yang terus bergelantungan di langit malam bulan Mei maka planet itu adalah Saturnus. Saturnus saat ini memiliki magnitudo 0.8, berada dekat Regulus yang bermagnitudo 1.3.

Beberapa minggu yang lalu pada sesi pengetesan teleskop, saya dan beberapa teman mengabadikan Saturnus dengan CCD. Pertama-tama kami mengambil 50 frame foto untuk masing-masing filter RGB (Red, Green, Blue). Kemudian dari 50 foto pada masing-masing filter kami pilih 15 foto terbaik untuk kemudian kami jadikan frame tunggal terbaik. Setelah mendapatkan frame terbaik untuk masing-masing filter, dilakukan penggabungan yang menghasilkan satu frame yang berwarna. Hasilnya terlihat seperti foto di sebelah.

Saturnus kelihatan kecil karena medan pandang CCD sangat besar, detail Saturnus jadi tidak terlihat baik. Bisa terlihat juga cincin Saturnus mengecil dari pandangan. Dalam waktu beberapa bulan lagi cincin Saturnus akan benar-benar menghilang untuk beberapa waktu untuk kemudian terlihat lagi. Cincin saturnus terdiri dari kristal es kecil dengan ketebalan cincin berkisar 30 m hingga 100 m.

Wednesday, April 16, 2008

Mengenal Bintang Ganda

Satu hal yang menarik ketika kita mengamati bintang-bintang dengan mata telanjang adalah sebagian di antara mereka bukan bintang tunggal. Bintang ganda adalah bintang yang jika kita lihat lebih detil, terdiri dari dua bintang yang saling berdampingan. Pada kasus tertentu kita akan melihat bintang tersebut terdiri dari lebih dua bintang, biasa disebut bintang majemuk. Bintang ganda terikat satu sama lain oleh ikatan gravitasi.

Bintang ganda untuk pertama kali diamati dengan teleskop oleh astronom Italia bernama Riccoli pada tahun 1650. Ketika itu Riccoli mengamati bintang bernama Mizar yang jika dilihat dengan mata telanjang hanya terdiri dengan satu bintang namun dengan bantuan teleskop, sehingga menghasilkan medan pandang yang lebih sempit, Mizar nampak terdiri dari dua bintang yang saling berdampingan.

Ada pula jenis bintang ganda yang tidak dapat dipisahkan walaupun menggunakan teleskop besar sekalipun namun dengan bantuan teknik spekstroskopi, misalnya, maka kita dapat mengetahui bahwa memang ada dua bintang di titik cahaya yang sama. Bintang jenis ini terpisah dengan jarak yang sangat dekat sekali, sebagai konsekuensinya pasangan bintang ini akan memiliki periode orbit yang cepat. Gerak mengorbit yang cepat akan mempengaruhi spektrum bintang. Perubahan pada spektrum inilah yang kemudian menandai keberadaan bintang ganda spekstroskopi.

Jika salah satu bintang sangat redup cahayanya maka yang dapat kita amati bintang terang yang bergoyang. Goyangan disebabkan oleh tarikan gravitasi oleh bintang yang lebih redup. Bintang ganda jenis ini disebut bintang ganda astrometri, contohnya Sirius. Sirius memiliki pasangan berupa bintang katai putih yang redup.

Bintang ganda visual dengan jarak pisah cukup jauh adalah Nu Draconis alias Kuma. Kuma adalah dua bintang yang masing-masing bermagnitudo 4.9 yang terpisahkan pada jarak 63 detik busur (lebih dari satu menit busur). Dengan jarak sudut sebesar ini mata manusia yang normal sudah dapat memisahkan kedua bintang. Jika tertarik untuk mengamatinya silahkan mengarahkan padangan anda ke arah rasi Draconis. Draconis berada di langit belahan utara dan selama bulan April akan transit menjelang subuh.

Bintang ganda yang paling menarik adalah Albireo yang terletak di rasi Cygnus. Albireo adalah dua bintang yang masing-masing berwarna biru (bermagnitudo 5) dan oranye terang (bermagnitudo 3). Kedua bintang ini terpisah pada jarak 34 menit busur. Jarak ini sangat moderat sehingga dengan bantuan binokuler kita sudah dapat memisahkan kedua bintang. Kontras warna pada masing-masing bintang menjadikan Albireo sebagai bintang ganda paling favorit untuk diamati.

Bintang ganda lainnya adalah Alpha Centauri, bintang paling terang yang terletak di rasi Centaurus. Alpha Centauri sebenarnya terdiri dari tiga bintang, namun karena bintang ketiga sangat redup cahayanya sehingga kita hanya dapat melihat dua bintang yang berdampingan. Alpha Centauri memiliki deklinasi -60 derajat, artinya sangat jauh di langit belahan selatan sehingga tidak dapat dilihat dari Eropa, Jepang, dan Amerika sebelah utara.

Bintang ganda visual bergerak mengelilingi titik pusat massanya dengan periode tertentu. Umumnya periode orbit bintang ganda visual adalah puluhan hingga ratusan tahun. Alpha Centauri misalnya, memiliki periode orbit kira-kira 80 tahun, seperti pada gambar berikut.

Thursday, April 10, 2008

Kenapa Langit Berwarna Biru?

Mungkin jawaban pertama yang muncul di benak sebagian kita adalah karena pantulan dari laut. Laut berwarna biru dan menguasai 70 persen permukaan Bumi, warna biru laut akan dipantulkan ke langit sehingga langit berwarna biru. Tapi, jawaban ini masih meleset.


Cahaya yang kita terima di Bumi di siang hari berasal dari Matahari. Cahaya dari Matahari berwarna putih. Jika kita uraikan, cahaya putih ini menggunakan prisma maka kita akan mendapatkan warna pelangi. Ini menunjukkan cahaya putih Matahari terususun dari warna-warna.

Nah, cahaya putih matahari sebelum mencapai permukaan Bumi terlebih dahulu harus berhadapan dengan partikel-partikel yang menyusun atmosfer Bumi. Oleh atmosfer Bumi, cahaya biru akan dihamburkan ke segala arah. Cahaya lain sebenarnya juga mengalami penghamburan, namun hamburannya lebih sedikit sehingga intensitasnya dikalahkan oleh hamburan cahaya biru. Hamburan cahaya biru ini lah yang kita amati sebagai langit yang berwarna biru.

Percobaan sederhana untuk menyimulasikan penghamburan ini dapat kita lakukan dengan segelas sirup dan senter. Buatlah ramuan sirup, misalnya sirup jeruk yang berwarna kuning di wadah yang transparan, lalu bawa ke tempat gelap. Di tempat gelap, nyalakan senter dan arahkan ke arah wadah transparan tersebut. Jika kita perhatikan, cahaya senter yang berwarna putih akan terpendar menjadi warna kuning ketika melewati cairan sirup. Warna kekuningan oleh cairan sirup adalah hasil pemendaran cahaya senter oleh partikel-partikel sirup.

Hamburan cahaya seperti pada percobaan diatas juga pada atmosfer disebut hamburan Rayleigh.

Wednesday, April 9, 2008

Projek-projek Astronomi Untuk Pemula: Mengidentifikasi Langit

Projek-projek Praktis Bagi Pemula dalam Astronomi: Mengidentifikasi Langit

1. Timur-barat
Walaupun sudah diajarkan semenjak SD namun sedikit orang yang benar-benar tahu dimana sebenarnya arah timur dan barat. Menghadaplah ke arah Matahari ketika baru terbit di pagi hari, arah anda menghadap adalah arah timur, dan dibelakang anda adalah arah barat. Matahari selalu terbit di timur dan tenggelam di barat.

2. Utara-selatan
Sama dengan projek sebelumnya, anda diminta untuk mengidentifikasi arah utara dan selatan. Jika anda menghadap ke timur maka di sebelah kanan anda adalah selatan dan di sebelah kiri anda adalah utara.

3. Horizon
Jika anda meluaskan pandangan anda maka anda bisa mendapati garis yang mempertemukan langit dan tanah, daerah ini dinamakan horizon atau kaki langit. Jika anda berada di pantai maka anda bisa melihat horizon dengan lebih mudah, perhatikan garis yangmempertemukan langit dengan laut.

4. Bumi itu bulat
Salah satu percobaan paling terkenal untuk membuktikan Bumi itu bulat adalah dengan mengamati pergerakan kapal yang mendekat ke pelabuhan. Pertama kali yang bisa kita lihat adalah asap si kapal yang muncul di horizon, kemudian menyusul cerobong asap, baru kemudian kita bisa melihat keseluruhan badan kapal. Percobaan ini dilakukan ketika manusia belum menemukan roket. Setelah era roket manusia bisa memotret Bumi dari angkasa dan hasilnya adalah Bumi memang bulat melalui bukti foto.

5. Zenit-nadir
Titik di langit yang persis di atas kepala anda disebut zenit. Lawan kata dari zenit adalah nadir, yaitu titik langit yang persis ada di bawah kaki kita (tentu saja kita tidak bisa melihatnya)

6. Meridian
Jika kita menghubungkan titik utara dan selatan dengan sebuah garis yang melewati zenit maka garis yang terbentk disebut meridian.


Setelah mengetahui timur-barat, utara-selatan dan meridian maka anda telah berhasil mengawali kegiatan identifikasi langit. Berikutnya kita akan mengenali drama apa saja yang terjadi di langit, drama ini akan melibatkan benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, dan bintang.

7. Lintasan harian Matahari
Setelah terbit di timur matahari memiliki tujuan untuk tenggelam di barat. Untuk sukses mencapai tujuannya maka Matahari harus bergerak naik hingga mencapai meridian di siang hari kemudian setelah mencapai meridian Matahari akan turun lalu tenggelam di barat. Peristiwa ini terjadi setiap hari dan jika kita tidak memperhatikan maka kita tidak akan sadar dengan pergerakan ini.

8. Lintasan harian bintang
Bintang ternyata juga melakukan gerakan yang sama dengan gerakan matahari. Bintang terbit di timur kemudian tenggelam di barat, diantara waktu terbit tenggelam bintang harus bergerak melewati meridian. Jika mengamati rasi Salib Selatan maka anda akan lebih mudah mengidentifikasi pergerakan ini. Pada awalnya salib akan terbit di timur dalam posisi berbaring kemudian semakin naik ke atas hingga mencapai meridian. Di meridian salib akan berdiri tegak kemudian salib akan bergerak turun ke barat dan tenggelam dalam posisi berbaring.

9. Waktu terbit-tenggelam
Waktu yang dibutuhkan matahari untuk terbit dan tenggelam adalah kira-kira 12 jam. Bintang juga membutuhkan waktu yang sama untuk terbit dan tenggelam yaitu 12 jam. Karena Matahari muncul di siang hari selama 12 jam dan bintang muncul di malam hari selama 12 jam maka todal waktu siang dan malam adalah 24 jam.

10. Bumi itu berputar
Bumi yang bulat ini berputar pada sumbunya atau berotasi. Gerakan rotasi inilah yang membuat seolah-olah Mataharilah yang bergerak mengelilingi Bumi. Hal yang sama juga terjadi pada bintang, karena rotasi Bumi bintang tampak bergerak mengelilingi Bumi. Bukti paling meyakinkan mengenai perputaran Bumi adalah percobaan pendulum yang dilakukan oleh Foucoult di Perancis. Dalam percobaan Foucoult, arah ayunan pendulum akan berubah terhadap suatu titik acuan di Bumi dan statis terhadap posisi bintang-bintang. Percobaan Foucoult akan lebih mudah jika dilakukan di kutub utara atau kutub selatan Bumi.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More