Wednesday, February 14, 2007

Pengamatan Hilal Berbasis CCD

Pemerintah Indonesia menggunakan metode pengamatan bulan sabit muda (Rukyatul Hilal) untuk menentukan awal bulan-bulan Hijriyah. Rukyatul Hilal pada prakteknya digunakan untuk menentukan awal bulan selain Ramadhan, Syawal dan Zuhijjah. Dengan metode ini, pemerintah sekaligus menendang metode perhitungan (Hisab) yang lazim digunakan Muhammadiyah sebagai penentu keputusan.

Perbedaan teknik pengambilan keputusan ini menurut sebagian besar praktisi penanggalan Hijriyah disebabkan belum adanya kesamaan kriteria hilal. Permasalahan ini seharusnya bisa diselesaikan dengan membuat konsensus bersama yang diinisiasi oleh pemerintah. Namun, dari sisi pemerintah, belum ada keseriusan dalam meningkatkan kemampuan Rukyatul Hilal dan Hisab.

Dari perspektif Hisab, perhitungan yang lebih teliti sebenarnya sudah bisa dilakukan dengan komputer. Sebagai contoh, sekarang ini telah tersedia peta langit lengkap dengan katalog yang dapat mensimulasi keadaaan langit ketika terjadi konjungsi bulan. Ketelitiannya dapat diacungi jempol, setidaknya rentang kesalahannya masih dapat ditolerir yaitu melenceng maksimal 1 detik busur. Pemerintah bisa saja menggunakan software ini peta langit ini. Jika "sungkan" menggunakan peta langit buatan orang lain, pemerintah bisa membuat software sendiri dengan bertolak dari pengamatan rutin secara tekun dan teliti selama puluhan tahun lalu. Kemungkinan terakhir rasanya seperti mencoba menemukan roda (reinventing the wheel).

Rukyat, sebagai metode yang digunakan pemerintah, lebih parah lagi. Teknik instrumentasi astronomi berkembang pesat namun pemerintah masih menggunakan peralatan sederhana seperti theodolit. Pemerintah seharusnya mulai beralih menggunakan teleskop yang ditemukan 400 tahun lalu. Alat bantu ini tidak saja memperbesar bayangan hilal namun bisa diatur agar meningkatkan kejernihan dan kekontrasan gambar terhadap cahaya langit di latar depan.

Dari sekian banyak lokasi pengamatan hilal di Indonesia, masih sedikit pengamat hilal yang memakai teleskop. Menurut seorang dosen astronomi, pengamat enggan memakai teleskop karena tidak bisa mengarahkan teleskop ke arah hilal!


Bulan dan Venus pada siang hari
sumber: http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod/ap061030.html

Hilal merupakan sabit bulan paling tipis yang dapat diamati manusia di permukaan bumi. Cahaya dari sabit bulan berkompetisi dengan langit sore yang terang. Pengamat, yang secara psikologis sangat menantikan hilal, sering bersugesti melihat hilal. Padahal kenyataannya ia sedang melihat lampu nelayan atau planet Venus.

Karena itu, saya dan teman-teman bersepakat untuk mengimplementasikan sebuah sistem pengamatan hilal berbasis kamera CCD. Prinsipnya, pengamatan sabit bulan muda dilakukan menggunakan teleskop. Selanjutnya, pada ujung teleskop diletakkan kamera CCD. Penempatan kamera CCD ini agar pengamat tak perlu lagi menempelkan mata ke teropong.

Kamera CCD merekam bayangan bulan sebagai berkas gambar digital yang disimpan di hard disk. Berkas digital ini bisa diekstrak menggunakan algoritma pengolahan gambar sehingga penampakan hilal bisa terpisah jelas. Pengamat juga bisa melihat langsung gambar sabit bulan muda melalui monitor. Pun Quick Image Processing bisa dilakukan secara terpisah. Data pengamatan ini, hasil pemrosesan software atau olahan pengamat, segera diupload ke web melalui jaringan internet sehingga bisa dilihat publik. Pengamatan hilal menjadi lebih akurat dan cepat sekaligus menyadarkan masyarakat akan proses pengamatan hilal.

Selain dapat melihat hilal, data CCD dapat diproses di kemudian hari. Hasil pemrosesan ini bisa disumbangkan untuk data pengamatan hilal seluruh dunia. Saat ini jumlah data hilal dunia, khususnya dari bumi belahan selatan, memang masih sedikit. Indonesia akan memainkan peranan penting dalam penelitian hilal karena punya wilayah yang luas dan zona waktu yang lebar.

Implementasi ide ini akan berupa sebuah riset dengan periode Maret hingga Juni tahun ini. Untuk tempat pengamatan sejauh ini kami sepakat di Observatorium Bosscha dan Pelabuhan Ratu.

Sebagai akhir tulisan saya ini berikut ada file presentasi yang diberikan oleh teman saya, Evan, yang membahas mengenai kalender hijriyah. Bagi anda yang berminat, silakan mendownloadnya berkas berukuran ~900kb.

No comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More